
Tuesday, August 6, 2019
Ulama al-Azhar saat acara Multaqo di Buuts
Informatika News, Kairo - Ahad (4/8)
Multaqo ke-5 untuk mahasiswa asing terlaksana di masjid Madinatul Buuts al-Islamiah.
Acara yang disusun oleh Amin Amm Hai’ah Kibar Ulama di bawah naungan
Grand Syekh al-Azhar Ahmad Toyyib tersebut sukses menghadirkan pembicara berkaliber,
Syekh Ahmad Mabid Abdul Karim, Syekh Ali Jumah, Syekh Robi Jauhari, Syekh
Ibrohim Hud Hud dan ulama al-Azhar lainnya. Pada pertemuan sebelumnya, acara
ini berhasil menyedot banyak perhatian mahasiswa asing, terutama asal Indonesia,
karena pembicara yang didatangkan Syekh Ali Jumah. Berdasarkan jadwal yang
tersebar, Multaqo Kibar Ulama ini akan berlangsung selama 13 pertemuan, dan
sejauh ini baru lima pertemuan.
Menurut Prof. Dr. Shalah Mahmud
al-Adili, Amin Amm Hai’ah Kibar Ulama, multaqo ini dibuat untuk
menyebarkan pemahaman yang lurus dan wasathi, seperti pemahaman yang
menjadi pondasi al-Azhar, jauh dari pemikiran yang keras kiri atau keras kanan.
Kemudian, semua yang disampaikan oleh pembicara-pembicara bukan hanya sebatas
teori semata, akan tetapi dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata, sebagai hasil
dari multaqo yang diadakan.
Pada pertemuan ke-5 malam tadi (4/8)
turut hadir dua pembicara dari ulama al-Azhar al-Syarif, yaitu Syekh Muhammad
Mutawali Mansur, Guru Besar Bahasa Arab di Universitas al-Azhar dan Syekh Hasan
Jabr, Guru Besar Tafsir dan Ilmu Quran di Universitas al-Azhar. Tema yang diusung
pada pertemuan ke-5 tersebut adalah “Ayat al-Quran al-Karim antara Pemahaman
yang Salah dan Pemahaman yang Benar.”
Acara dibuka dengan lantunan ayat
al-Quran al-Karim. Selanjutnya adalah kalimat sambutan yang disampaikan oleh Amin
Amm Haiah Kibar Ulama selaku pelaksana acara. Pada sambutan tersebut Syekh
Shalih menyampaikan beberapa tema dari multaqo yang telah diadakan sebelumnya
dengan mengisyaratkan bahwa multaqo yang diadakan selalu memiliki hubungan yang
erat dengan tema yang diusung setelahnya. Tujuannya agar para audiensi yang
hadir dapat mencerna dengan baik multaqo yang diadakan mulai dari awal
pertemuan sampai akhir pertemuan nanti.
Pembicara pertama, Syekh Muhammad Mutawali
menyampaikan bahwa al-Quran memberikan lima kejutan ketika seseorang non-muslim
mulai membacanya. Pertama, di dalam al-Quran terdapat surat Maryam, nama dari
ibunda nabi Isa AS. Sementara surat dengan nama ibunda nabi Muhammad tidak
ditemukan. Kedua, di dalam al-Quran terdapat nama nabi Isa disebut sebanyak 25
kali, sementara nabi Muhammad sendiri disebut sebanyak empat kali. Ketiga,
kemukjizatan al-Quran dari semua sisinya tidak dapat ditandingi oleh siapapun.
Keempat, kebenaran yang sebutkan dalam al-Quran dapat dibuktikan dan diteliti.
Kelima, Abu Lahab dan istrinya pada dasarnya bisa menyebut kalimat syahadat,
akan tetapi mereka tidak bisa mengucapkanya dikarenakan ada surat dalam al-Quran
yang turun khusus melaknat mereka berdua. Maka, ketika seseorang mulai mengenal
Islam dari dasar dan sumbernya, yang akan didapatkan adalah pemahaman yang baik
dan lurus. Al-Quran sama sekali bukan buatan nabi Muhammad ketika memperhatikan
apa yang termuat di dalamnya.
Kemudian pembicara kedua Syekh Hasan
Jabr menyampaikan beberapa poin, diantaranya: pertama, cara memahami al-Quran
dengan baik dan benar itu adalah menempatkannya pada konteks yang sesuai.
Seperti ayat yang membahas tentang peperangan, dalam sejarah kaum muslimin
berperang hanya untuk membela diri dari kezaliman dan menjaga diri dari
serangan musuh. Kedua, bahwa pemahaman yang salah pada al-Quran akan
menyebabkan orang mudah untuk mengkafirkan dan mudah menyalahkan orang lain.
Ketiga, pemahaman yang salah pada al-Quran menyebabkan ada perbedaan antara Tauhid
Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah, padahal pada dasarnya tidak ada perbedaan antara
keduanya, sebagaimana dalam surat pertama dan terkahir dalam al-Quran mengisyaratkan
tentang persamaan antara keduanya. Keempat, bahwa ada yang menyebut istilah
ayat saif (pedang) untuk menggambarkan Islam itu agama yang mengajarkan
untuk berperang, padahal dalam al-Quran tidak ada istilah seperti itu. Terakhir
adalah fitnah yang tersebar untuk melemahkan Islam, Islam itu boleh jadi
melemah pada masa-masa tertentu akan tetapi Islam itu tidak akan pernah hilang.
Acara multaqo ditutup dengan
kesimpulan singkat yang disampaikan oleh Syekh Shalah Mahmud dari apa yang
disampaikan oleh dua pembicara sebelumnya. Acara diakhiri dengan sholat Isya
berjamaah.
Reporter: Wahyudi Maulana Hilmy
Editor:
Zaenal Mustofa
0 Response to "Grand Syekh al-Azhar Hadirkan Ulama Besar di Multaqo Buuts"
Post a Comment