![]() |
Sesi bedah buku "Proyek Kebangkitan Kita" karya Nur Farid, Lc. oleh Atdikbud KBRI Kairo, Dr. Usman Syihab, M.A. |
Kairo,
Informatikamesir.com—Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) bekerjasama
dengan Pena Pembaharu mengadakan Masisir Book Fair pada Sabtu (27/10) di Aula
Griya Jawa Tengah. Acara kumpul lembaga-lembaga literasi Masisir (Mahasiswa
Indonesia di Mesir) ini diharapkan
menjadi titik tolak kebangkitan literasi bagi Masisir. Hal itu terlihat dari
tema yang diusung yaitu “Mahasiswa dan Kebangkitan Literasi”.
Senada dengan tema, Yusuf
Abdullah selaku ketua panitia menyampaikan bahwa agenda ini diadakan untuk
seluruh lembaga literasi Masisir agar dapat bersinergi satu sama lain. “Dengan
acara ini, kita ingin kemampuan literasi Masisir semakin menggeliat,” ujarnya
kepada kru Informatika.
Acara Book Fair yang pertama kali
diadakan ini diisi dengan beberapa agenda; Cafe Baca, Bedah Buku dan Sharing
Literasi. Cafe Baca merupakan salah satu sarana sosialisasi bagi lembaga
literasi Masisir dalam memperkenalkan karya-karyanya. Hal ini beranjak dari
banyaknya Masisir yang produktif dalam menghasilkan karya, namun masih kurang
tersosialisasikan.
“Kita punya banyak karya Masisir
yang berjejer, mulai dari zaman Pak
Quraisy Syihab, Kang Abik, sampai sekarang zamannya Mas Irja. Tapi Masisir
masih kurang mengenal karya-karya mereka. Karena itulah diadakannya acara ini.”
ujar Hafid Muhammad Islah, wakil ketua PMIK.
Senada dengan Hafid, perwakilan
narasumber dari PMIK, Fahmi Mubarak menyatakan bahwa tingkat literasi Masisir
masih rendah. Hal itu menurutnya dapat dilihat dari kuantitas pengunjung PMIK
yang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah Masisir keseluruhan. “Banyak
Masisir yang sudah lama di Mesir, tapi bahkan belum tau di mana PMIK,” ujarnya.
Berbeda dengan Fahmi, Mirza yang
merupakan perwakilan dari Rumah Budaya Akar mengatakan bahwa literasi Masisir
sebetulnya sedang baik-baik saja, hanya perlu ditingkatkan lagi. Hal itu ia
ungkapkan karena melihat banyak Masisir yang sebetulnya aktif dalam kegiatan
literasi, namun dalam bidang yang berbeda.
Hal itu kemudian dikompromikan
oleh Yazid Arif sebagai moderator yang menilai bahwa Masisir harus terus
meningkatkan kualitas literasi di lingkungan masing-masing. “Baik yang merasa
masih rendah ataupun yang sudah baik, tetap harus naik ke tangga selanjutnya,” tuturnya.
Reporter: M. Fatahillah Abdurrahman
Editor: Vivi Noviyantika
No comments:
Post a Comment