Kairo, Informatikamesir.com— Daurah Asâsiyyât manhajiyyah binâu al-Mafâhîm sukses digelar di aula Markaz Dirasat al-Ma’rifiyyah, Zamalek Kairo Mesir. Acara ini
dilaksanakan dalam lima pertemuan, yang diawali pada tanggal 9 September dan
diakhiri pada tanggal 16 September 2018.
Pemateri dalam daurah ini adalah Prof. Dr. Sayyid Umar selaku
Profesor bidang Teori Politik Islam di Universitas Helwan dan moderator Prof.
Dr. Sholah Abdul Sami’ selaku profesor bidang Metode Pembelajaran di
Universitas yang sama. Daurah ini, merupakan hasil kerja sama yang baik
antara tiga lembaga: International Institute of Islamic Though (IIIT), Markaz
Dirasat al-Ma’rifiyyah dan Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kairo.
Selama pelaksanaan acara ini, panitia penyelenggara dari PCIM telah
menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi para pesertanya. Tranportasi
bus pulang-pergi (PP) untuk kawasan distik 10, distrik 7 dan Darrasah yang memudahkan
para peserta untuk dapat hadir dalam daurah tersebut. Panitia juga tidak
lupa menyediakan fasilitas Coffee Break dan modul materi sebagai sarana
penunjang dalam memaksimalkan tercapainya pelaksanaan acara tersebut. Adapun
tujuan utama dalam pelaksanaan daurah ini, adalah untuk memberikan
pemahaman dan wawasan yang mendalam kepada para peserta. Juga, sebagai
langkah-langkah yang tepat dalam membangun pemahaman suatu objek maupun teori,
yang mana hasil dari penerapan langkah-langkah tersebut, sesuai pemahaman yang
diajarkan dalam Alquran dan Sunah.
Sasaran utama dari kegiatan ini, adalah para mahasiswa Indonesia yang telah
sampai pada jenjang akademis tingkat tiga atau tingkat empat dan pasca sarjana,
yang kemudian—notabenenya—mereka telah dianggap mumpuni segi penguasaan bahasa
Arab, pemahaman aqidah dan syariat Islam yang sesuai dengan Alquran dan Sunah.
Dalam jenjang akademis ini juga, mereka dituntut untuk lebih memahami
seluk-beluk dunia pemikiran Islam, sehingga nantinya dapat menyebarluaskannya
di jalan dakwah—terkhusus mengabdi kepada masyarakat. Juga, dituntut dapat
berkontribusi besar dalam memperbaiki dan meluruskan pelbagai pemahaman sesat
yang—dalam hal ini—dipropagandakan oleh oknum-oknum tertentu, karena pemahaman
itu telah banyak merusak fondasi-fondasi agama Islam.
Kendati demikian, menurut keterangan dari Zacky Al-Rasyid, selaku ketua
PCIM saat ini, para peserta masih merasa asing dengan kata-kata maupun
istilah-istilah yang disampaikan ketika pemaparan materi. “Para peserta
merupakan mahasiswa al-Azhar yang lebih banyak mempelajari buku-buku turâts dalam ilmu Syariah, Hadis dan Tafsir. Sedangkan
materi yang dipaparkan, lebih banyak menggunakan istilah-istilah kontemporer
dalam dunia Filsafat dan Pemikiran Islam yang mungkin jarang ditemui dalam
pembelajaran di al-Azhar.” ujar Zacky dalam sesi wawancara dengan kru
informatika.
Ia menambahkan, untuk menindak lanjuti selesainya daurah, PCIM akan
mengadakan semacam forum Muraja’ah sebagai sarana mengenai pelbagai
materi yang telah disampaikan selama dauroh berlangsung. Kegiatan ini
tidak dikhususkan kepada para peserta yang telah mengikuti dauroh di
Markaz Dirasat Ma’rifiyyah saja, akan tetapi Masisir yang dalam kesempatan yang
lalu belum bisa mengikuti daurah, akan tetap mengikuti kegiatan Muraja’ah
tersebut dengan teman yang telah mengikuti daurah. Dari sana diharapkan
dari kegiatan ini, mereka yang belum berkesempatan mengikuti daurah,
bisa tetap mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan ini.
Reporter : M. Nur Taufik
Editor : Umar Sahri
No comments:
Post a Comment