
Friday, April 6, 2018
Kairo,
Informatikamesir.com–Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum PP. Muhammadiyah melawat ke
Mesir untuk melantik pengurus baru Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah
(PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA). Pada Kamis (05/04) orang
nomor satu di organisasi Muhammadiyah ini bertemu dengan para mahasiswa
Indonesia sekaligus dalam rangka pelantikan pengurus PCIM-PCIA periode
2018-2020 dan juga meresmikan Markaz Dakwah, sekretariat baru Muhammadiyah
Mesir yang terletak di Distrik 9, Madinah Naser, Kairo. Dalam pidatonya, Dr.
Haedar Nashir membahas konsep ideologi Pancasila yang menurutnya adalah
konsesnsus final bangsa Indonesia saat mendirikan NKRI.
”Tugas Anda
berat, kami telah meletakan pondasi, meletakan Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Kita sebut sebagai negara Pancasila, Daarul ‘Ahdi wa Syahadah. Boleh
berdebat soal istilah tetapi intinya, bahwa negara Indonesia, dasarnya
Pancasila. Dari sila pertama sampai sila yang terakhir, itu senapas dan sejalan dengan
Islam. Dan telah menjadi konsensus nasional seluruh kekuatan Islam dan bangsa,
karena itu jangan berpikir tentang bentuk negara lain kecuali ini,” katanya di
gedung baru yang menurutnya gedung berkemajuan karena selera desain interior
kader-kadernya itu tak kalah keren dengan desain arsitektur yang ahli di
bidangnya.
“Dalam konsep teoritis memang benar di tempat
lain dan memang tersedia, kita hargai Pakistan sebagai negara Islam, karena itu
bentuk dari cita-cita keislaman, kita hargai Arab Saudi dengan mamlakah,
kerajaannya, apa pun bentuknya dan kritik kita terhadap sistem monarki, tetapi
itu cita-cita dan bentuk keislaman mereka, formulanya yang berbeda. Kita hargai
juga para pendiri bangsa di Indonesia yang mensinergikan dan mengintegrasikan
Islam dalam national state yang bernama negara Pancasila itu,” lanjut alumni
Universitas Gajah Mada ini.
Menurut Dr. Haedar, Pancasila yang telah
dirumuskan para pendiri bangsa itu sudah sangat islami dilihat dari sisi
teologis. Dari sini, argumentasi Pancasila sebagai landasan negara mempunyai
landasan pembenaran dan kebenaran. Melihat Nabi
SAW tidak mewariskan sistem politik kenegaraan dan format negara yang tunggal.
Selain itu,
Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga menyinggung fenomena pemuda muslim jaman
now. Ia menyayangkan banyak dari
generasi muda muslim yang memilih menjadi ekstrim, menjadi radikal dan mejadi
konservatif karena kemarahan terhadap situasi.
“Jangan
sampai ironi, belajar ke Timur Tengah, ke Al Azhar ke Saudi dan seterusnya, pulang jadi konservatif,
malah menjadi pelopor-pelopor konservatisme Islam. Itu akan menjadi beban
sejarah buat Islam Indonesia,” tegasnya.
Secara
khusus, Dr. Haedar berpesan kepada kader-kader Muhammadiyah di Mesir dan
mengatakan, “Alangkah nestapanya, ketika jaman kami masih ada pikiran-pikiran
yang berani, pikiran-pikiran yang maju, kalau generasi Anda ke depan membawa
pikiran-pikiran kolot. Itu namanya penghianat terhadap pergerakan Muhammadiyah
generasi awal.”
Terakhir,
Dr. Haedar Nashir menyampaikan optimisme keislaman Muhammadiyah untuk bangsa
Indonesia, ia menagatakan, “Yang paling penting Muhammadiyah tidak titik. Yang
lain bilang Indonesia final, Muhammadiyah final dalam kontek komitmen dan
konsensus, tapi tidak final dalam kontek mengisi bangsa dan negara ini untuk
sejalan dengan cita-cita kemerdekaan. Apa? Negara yang bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Yang dalam referensi
keislaman kita disebut sebagai baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur."
![]() |
Dari kiri: Sekum PP. Muhammadiyah Dr. Abdul Mu'thi, Dr. KH. Haedar Nashir, Dubes RI Kairo Helmy Fauzy dan Ketua DWP Dwi Ria Latifa. [Tanji/Informatika] |
Dalam
lawatannya kali ini, Dr. Haedar Nasir ditemani rombongan dari Pengurus Pusat
Muhammadiyah, Sekretaris Umum, Dr. Abdul Mu’thi, Bendahara Muhammadiyah, Rektor
UMS dan Pimpinan Umum Suara Muhammadiyah.
Setelah
dilantik, Zaky Al Rasyid, Lc dkk. dan Ulya Kamila dkk. resmi menjabat untuk 2
tahun masa kepengurusan. Dan Fardan Satrio Wibowo, Lc dan Nafiatus Sholihah, Lc
resmi dipurnabaktikan.
Hadir dalam
pelantikan ini Duta Besar Helmy Fauzy, Ketua DWP Dwi Ria Latifa, Atdikbud KBRI
Kairo Dr. Usman Syihab, MA., Staf KBRI Kairo, Ketua Umum ICMI Kairo, Presiden
PPMI, Wihdah PPMI dan Masyarakat Indonesia di Mesir.
Reporter:
Abdul Fatah Amrullah
Redaktur:
Azrul Faisal Kazein
0 Response to "Lantik PCIM-PCIA, Ketum PP. Muhammadiyah: Pancasila Itu Ideologi Konsensus, Jangan Konservatif"
Post a Comment