![]() |
Salah satu peserta sedang melantunkan tilawah Al-Qur'an dalam cabang MTQ, Rabu (21/03). [Foto AFA] |
Kairo, Informatikamesir.com—PPMI
Mesir mendapat kesempatan emas menjadi tuan rumah penyelenggara MTQ
Internasional untuk pelajar-pelajar non-Mesir yang dinaungi langsung oleh
Al-Azhar. Acara lomba yang diikuti oleh peserta dari 20 negara non-Mesir tersebut
dimulai dengan grand opening pada Rabu (21/03) di Auditorium Markaz
Syekh Zaid, Universitas Al-Azhar, Distrik 6, Madinah Naser, Kairo. Hadir dalam
pembukaan ini Dubes RI LBBP Helmy Fauzy, Ketua Ikatan Alumni Al-Azhar
Internasional, Prof. Dr. Fadhil Al-Qushi, Atdikbud KBRI Dr. Usman Syihab, MA,
dan tamu undangan Qari Internasional Mesir, Syekh Ahmad Nuaina.
Mohammad Al Chudlori dari PPMI
Mesir sebagai Ketua Panitia menjelaskan bahwa acara ini bisa menjadi ajang pemersatu dan sekaligus menjadi wadah silaturahmi mahasiswa-mahasiswa dari
berbagai negara di bawah naungan Al-Azhar.
“PPMI Mesir menjadi pelopor
pemersatu berbagai macam negara di bawah naungan Al-Azhar untuk bisa
silaturahim dan menerapkan komunikasi antar generasi calon duta Al-Azhar,” ujar
Mahasiswa tingkat 4 fakultas bahasa Arab ini.
Al Chudlori mengatakan, sebelumnya
MTQ ini akan diselenggarakan dalam skala nasional, sebagaimana MTQ tahun 2015. Namun,
Al-Chudlori sebagai partner dari Pangeran Arsyad, pada saat pembentukan
panitia, akhir Januari 2018 mengusulkan agar event ini didesain dengan skala
internasional yaitu dengan melibatkan negara-negara non-Mesir yang tergabung
dalam Parlemen Wafidin.
![]() |
Mohammad Al Chudlori (tengah) bersama Pangeran Arsyad dan perwakilan pelajar non-Indonesia pada acara pra MTQ di Wisma Nusantara. [Dok. PPMI Mesir] |
Al Chudlori yang berlatar
belakang sebagai aktivis Kawakib Fusha—Komunitas bahasa Arab—mengaku merasa kerepotan
ketika ia harus berkomunikasi dengan pelajar-pelajar dari negara lain yang
berbeda kebudayaan dengan pelajar Asia Tenggara. Ia mengaku dituntut untuk totalitas
di acara ini. Namun, berkat konsep yang terukur dari DP PPMI, IPQI dan panitia,
acara bisa berjalan seperti yang diharapkan. Sebelumnya mahasiswa asal Cirebon
ini mengaku kerepotan dalam menjaring Masisir untuk menjadi panitia. Meski kebanyakan
panitia anak-anak baru, Al Chudlori mengatakan, “Gak apa-apa, ini untuk
regenerasi. Sekarang kita bisa lihat kinerja bagus mereka.”
MTQ ini berlangsung mulai hari
Rabu (21/03) sampai dengan Ahad (01/04) dengan tentatif agenda: Rabu, 21 Maret
(Grand Opening dan Musabaqah Tilawah Al-Qur’an), Sabtu, 24 Maret (Musabaqah
Hifdzil Qur’an), Ahad, 25 Maret (Musabaqah Syarhil Qur’an) dan Ahad, 01 April
(Final dan Penutupan).
Dalam perlombaan ini, 12 tiket
umrah yang disiapkan oleh panitia siap menunggu para pemenang dari masing-masing
cabang perlombaan. Selain itu,
panitia juga mengalokasikan uang tunai yang fantastis sebesar 37.500 Le, piala dan
juga sertifikat juara.
Reporter: Abdul Fatah Amrullah
No comments:
Post a Comment