
Saturday, January 20, 2018
![]() |
Dr. TGH. M. Zainul Majdi dalam wawancara live di TV Al-Ghad selepas menghadiri Konferensi Internasional Al-Azhar untuk membela Al-Quds. Konferensi ini berlangsung pada 17-18 Januari 2018. |
Kairo, Informatikamesir.com -- Dr. TGH. M.
Zainul Majdi diundang menghadiri Konferensi Internasional Al-Azhar untuk
membela Al-Quds. Konferensi ini berlangsung pada 17-18 Januari 2018. Pada Jumát
(19/01) Tuan Guru Bajang (TGB) menyempatkan untuk bertemu dengan para mahasiswa
Indonesia sekaligus dalam rangka meresmikan rumah baru KM-NTB di Aula KM-NTB,
Abbas Aqqad, Kairo. Dalam kesempatan ini Ketua OIAA (Organisasi Internasional
Alumni Al-Azhar) Indonesia membahas isu kebangsaan yang menurutnya penting
untuk dijaga.
“Tidak semua (umat) Islam di
dunia ini mendapatkan nikmat menjadi bagian dari bangsa yang besar.
Bangsa (Indonesia) yang sampai sekarang mutawahhid--masih satu-- dan tugas kita
untuk memastikannya tetap satu,” terangnya.
TGB menjelaskan, banyak
umat Islam yang menjadi bagian dari bangsa yang semula satu, tetapi karena
tidak dijaga akhirnya tercerai-berai. Mereka menganggap bahwa bangsa itu sesuatu
yang otomatis dan berbangsa itu terjadi secara spontan. Gubernur dua periode
ini menegaskan, berbangsa itu adalah hasil dari perjuangan kesengajaan. Yaitu upaya-upaya yang dilakukan secara kolektif dari generasi ke
generasi yang disebut sebagai pejuang-pejuang. Dari sepanjang generasi itulah
lahir suatu bangsa. Maka dari itu, Doktor Tafsir lulusan Al-Azhar ini mengajak untuk
merawat dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
“Kenapa (menjaga negara)
itu dilakukan? Karena kemaslahatan untuk umat yang ada di Indonesia tidak akan
mungkin tercapai kecuali ada wathan mustaqim, ada suatu bangsa yang
merdeka dan utuh,” imbuhnya.
Di hadapan para Azhariyin TGB juga menyinggung
moderasi atau sikap moderat yang selama ini didakwahkan Al-Azhar untuk tetap
menjaga keamanan dan kedamaian. Bukan sikap mengancam,
saling menegasikan, dan menebar ketakutan.
“Banyak saya dengar
keadaan aman berubah menjadi kerusuhan, perdamaian menjadi peperangan, dan
ketika kekompakan atau persatuan itu berganti menjadi perpecahan, maka semua
(urusan) negara dan akhirat kita terganggu. Kita bisa lihat di Syiria, Irak, termasuk sebagian di Yaman, karena dairah
wataniah-nya tidak diajarkan,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini juga Ketua Tanfidziyah
Nahdlatul Wathan ini mengajak hadirin untuk mempererat hubungan sosial antar sesama,
saling menghargai dan
saling menguatkan untuk membangun bangsa.
“Ketika kita hidup dengan satu identitas saja
dan melupakan hubungan-hubungan antar sesama itulah awal dari rusaknya hubungan
sosial kita. Semuanya harus kita jaga,” imbuhnya.
Rep. Abdul Fatah Amrullah
0 Response to "Bahas Isu Kebangsaan di Mesir, TGB: Kita Wajib Menjaga Keamanan dan Kedamaian Negara Indonesia"
Post a Comment