Informatika Mesir-(12/9) PPMI Mesir mengawali program diskusi rutinnya bertajuk ‘Tea Time’, membahas isu terhangat di kalangan Masisir, keamanan. Tidak tanggung-tanggung PPMI menghadirkan Asisten Atase Pertahanan, Protokol dan Kekonsuleran KBRI Kairo sebagai narasumber.
Dibuka
dengan pemaparan tentang kondisi terkini Mesir dari tiga sudut penting yang
saling mempengaruhi, yaitu kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya. Hendrasari
Nurhono selaku Asisten Atase Pertahanan RI Kairo menuturkan bahwa kondisi
keamanan Mesir saat ini tengah berada di State of Emergency, yang
membuat aparat keamanan gencar melakukan sweeping dan pemeriksaan di
kawasan-kawasan yang terindikasi menjadi lokasi gerombolan teroris ISIS.
“Mendagri menyatakan status Mesir tengah berada dalam kondisi yang tidak aman
untuk tiga bulan dari mulai Juli, agustus dan September, namun dalam
perkembangannya status ini berlanjut hingga bulan September dan akan masih
sampai kemungkinan bulan oktober mendatang” tutur Mayor kelahiran Blitar ini.
Terkait
kasus penangkapan WNI yang terjadi, Ninik Rahayu selaku fungsi Protokol dan Konsuler
mewakili Dubes LBBP menyampaikan bahwa KBRI sudah melakukan upaya-upaya untuk
menanggulangi penangkapan yang terjadi dengan mendatangi langsung Kapolsek
tempat penahanan dan melakukan upaya diplomasi yang diperlukan. “kita juga akan
membentuk tim yang akan menindaklanjuti urusan keamanan ini, mengubungi pihak
Azhar, National Security dan juga pihak-pihak terkait” ucapnya.
Terkait
pemeriksaan kelengkapan identitas yang marak terjadi akhir-akhir ini, Amin
selaku fungsi Protkon menyatakan bahwa WNI tidak perlu khawatir selama memiliki
kelengkapan dokumen keimigrasian. Dan jika ada indikasi bahwa itu adalah pelaku
kriminal yang mengatasnamakan aparat harap segera menghubungi KBRI untuk
ditangani secepat mungkin.
Selain
membahas keamanan, pengurusan izin tinggal pun menjadi keluhan beberapa
perwakilan mahasiswa yang hadir di Aula Konsuler kemarin sore. Beberapa
mengeluhkan pengurusan izin tinggal yang lama dan semakin membingungkan karena
tidak ada prosedur yang pasti. Meski begitu, Sudrajat selaku fungsi Konsuler
KBRI Kairo yang bersama tim Viktif yang mengurusi perpanjangan izin tinggal
menegaskan bahwa ini bukan karena ulah timnya, bukan juga karena kelalaian,
karena memang pengurusan iqomah ini tidak diurusi oleh konsuler saja,
melainkan harus melewati Gawazat sebagai keimigrasian, juga harus
dilaporkan terlebih dahulu ke pihak National Security yang ini
biasanya memakan waktu tidak sebentar.
Ia juga menyayangkan sikap tidak kooperatif
Masisir yang menyalahkan tim Viktif atas lamanya pengurusan ini. “Masisir perlu
tahu bahwa tim Viktif adalah relawan yang membantu kawan-kawan Masisir
mengurusi izin tinggalnya, bukan pegawai ataupun local staff KBRI yang jelas
fungsi dan tugasnya, dan di Negara manapun tidak ada WNI yang izin tinggalnya
diurusi secara kolektif” Tutur pria asal Garut itu. (Fathulwadi)
No comments:
Post a Comment