![]() |
Doc. Muslimedianews.com |
Terobosan baru dalam dunia keilmuan Masisir baru-baru ini
datang dari para senior santri Al-Azhar yang mendorong segenap mahasiswa
Indonesia untuk giat menghadiri talaqqi yang diampu oleh para Syekh
Azhar. ‘’Sebenarnya kita (mahasiswa Indonesia – Red.) ini ketinggalan. Saya
sudah lama ikut group WA info talaqqi yang terdiri dari banat
berbagai negara di Asia Tenggara yang bernama 'Muta’atthisyāt li al-‘Ilm'," ucap ustazah Dr. Hilma Rasyida kepada Kru Informatika ORSAT ICMI Kairo, Kamis,
(14/09).
Dr.
Hilma Rasyida mengatakan bahwa ia merasa bangga kepada mahasiswa Indonesia yang
rajin mengikuti talaqqi, namun ia merasa gelisah, ketika tempat talaqqi
banyak dicari, sedang banyak info yang tidak terakses oleh para mahasiswa. “Talaqqi
banyak dicari, tapi kadang info tentang talaqqi, tempat dan jadwalnya
tidak diketahui secara jelas.” Dirinya juga kadang bingung, ketika ada info
kemana akan ia salurkan, “Alhamdulillah saya sendiri jarang ketinggalan info,
tapi merasa kesulitan menyebarkan info yang saya dapat dari sana (WA group Asia
Tenggara),” ucapnya.
Akhirnya
dengan sebab itulah, Dr. Hilma Rasyida mengajak senior santri Al-Azhar untuk
membuat kemudahan bagi para mahasiswa dalam mengakses info-info talaqqi.
Ia menganggap bahwa talaqqi
merupakan metode dasar dalam menguasai ilmu hingga akhirnya ia terpanggil untuk
menggagas WA group “Thullāb Arwiqah Al-Azhar”. “Membuat group info talaqqi
ini, hanya ingin membantu bagi yang kesulitan mengetahui atau berbagi
informasi tentang talaqqi yang ada,” tuturnya.
Sesama
senior santri Al-Azhar, Dr. Mahkamah Mahdi mengatakan bahwa group WA yang telah
digagas Dr. Hilma itu bertujuan untuk berbagi info mengaji, ia melihat bahwa WA
hari ini bisa dijadikan alat informasi yang efektif untuk berbagi info. “Media
WA lebih cepat dan mudah diakses, jadi dipandang perlu untuk buat grup,” terangnya.
Dr.
Mahkamah juga menceritakan ihwal sejarah halaqah ilmu di Al-Azhar. Ia
mengatakan bahwa Syekh Ali Jum’ah, Dewan Ulama Senior Al-Azhar sekaligus mantan
Mufti Mesir adalah orang yang pertama kali
menginisiasi kembali lahirnya halaqah ulama Azhar ini. Awalnya, pada tahun 1998,
Syekh Ali Jum’ah mendapat persetujuan dari Kementerian Wakaf untuk memulai
kembali halaqah di Azhar dengan metode klasik.
![]() |
Doc. Dr. Ali Goma |
Dr.
Mahkamah kemudian menjelaskan respon ulama Azhar kepada misi Syekh Ali ini. Ia menuturkan
bahwa sebenarnya, talaqqi ini adalah bagian dari proyek tajdid
Syekh Ali Jum’ah, dan tajdid harus berawal dari pendidikan yang memadai.
Untuk ilmu-ilmu Islam, metode pendidikan Al-Azhar klasik masih menjadi tumpuan
harapan. Dengan buku-bukunya yang sudah terbukti mencetak ribuan ulama, dan program
ini direspon positif. Terbukti dengan bergabungnya sejumlah masyayikh, Syekh
Hassan Syafi’i ikut mengajar masterpiece ilmu kalam, Al-Mawāqif,
bahkan Syekh Azhar Ahmad Tayyib juga dengan mengampu Al-Mustasfa.
Sejak
1998 lah halaqah di Al-Azhar ramai oleh para penuntut ilmu. Setiap hari halaqah
Syekh Ali Jum’ah dihadiri ratusan orang dan kemudian halaqah tersebut berlangsung
sampai sekarang bahkan dengan perkembangan yang luar biasa. Banyak yang
mengikuti langkah Syekh Ali ini dengan dibukanya pusat-pusat talaqqi
seperti Madyafah Syekh Ismail Shodik Al-Adawi, Madyafah Syekh Umran Ad-Dah, Madrasah
Tijaniyah, dll. Begitulah ringkasan sejarah singkat halaqah ilmu di Al-Azhar
sebagaimana penjelasan Dr. Mahkamah Mahdi.
Rep.
Abdul Fatah Amrullah
No comments:
Post a Comment