
Thursday, August 3, 2017
“PPMI Mesir periode ini mempunyai visi untuk tidak bersaing
dengan kekeluargaan, almamater, afiliatif dan organisasi lain di bawahnya. PPMI
akan menjadi corong yang dapat menyalurkan bakat dan kemampuan setiap kreasi
untuk bisa bersaing dan tembus mancanegara”
Informatika, Kairo – Begitulah tanggapan Presiden PPMI
Pangeran Arsyad Ihsanul Haq saat ditanya tentang langkah yang akan ditempuh
PPMI dalam menahkodai organisasi-organisasi Masisir pada (27/8/2017) . Tidak terlalu
‘muluk-muluk’, kabinet
baru memang perlu menyesuaikan dengan hegemoni kehidupan Masisir begitupun
dalam hal integrasi dengan lembaga-lembaga dibawah PPMI, baik lembaga otonom
maupun lembaga khusus.
Selanjutnya
DPP-PPMI yang baru seumur jagung ini
langsung mendapatkan tantangan, yaitu mengumpulkan SDM terbaik Masisir
guna membangun kabinet yang proporsional. Tepat sepuluh hari dari hari
dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden PPMI, kabinet yang dinamakan Kabinet
Progresif ini resmi dilantik di Aula Limass, Kemass pada (28/72017). Namun,
akankah Kabinet yang sekarang akan seperti kabinet-kabinet sebelumnya? Faktanya
berbeda.
Dimulai dari cara
perekrutan kabinet yang menggunakan sistem open recruitment, biasanya
seorang presiden dalam membentuk kabinet akan langsung menghubungi ketua-ketua
kekeluargaan, almamater atau afiliatif guna mencari bibit-bibit potensial.
Namun nampaknya DPP PPMI ingin memunculkan sifat sense of bellonging pada
Masisir akan kondisi sosialnya. Tirmidzi Tahir yang mengepalai BPA PPMI
berkata, “Ini adalah langkah positif, karena artinya disini kita bisa mengukur
daya tarik anggota pada PPMI, ketika ada yang mendaftar bahwa dia punya bakat,
kapasitas dan potensi untuk PPMI yang lebih baik. Kita bisa mengukur bahwa
banyak Masisir yang ingin andil dalam PPMI. Kita punya SDM yang banyak dan
perlu dikembangkan.”
Senada dengan
Pimpinan BPA, Yusuf Ibrahim Pimpinan MPA yang kami wawancarai di tempat yang
sama juga mengomentari bahwa ini adalah langkah baik. “Ini adalah new era. Kalau dilihat tiga sampai
empat tahun kebelakang PPMI dikuasai oleh segelintir orang. Ya, kurang lebih
nampak seperti ‘sistem kerajaan’ kita jangan melihat dari bahwa PPMI kurang
peminat, tapi disini indikasi keterbukaan pemimpin baru untuk menerima yang lain
utk bergabung. Dan ini bukan hal negatif.”
Selanjutnya yang
membuat Kabinet Progresif berbeda berkaitan dengan jumlah. Tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya yang hanya membatasi jumlah kabinet sebanyak kurang
lebih 30 orang, tahun ini kabinet
berjumlah 50 orang. Dalam hal ini Presiden PPMI berkilah bahwa jumlah ini
sesuai dengan harapan Masisir pada PPMI. “Kami membentuk kabinet sampai 50
orang dengan harapan bisa menghandle banyaknya tugas dan pekerjaan di
DPP PPMI, ditambah lagi kami akan membentuk empat departemen tambahan :
Departemen Dakwah, Hubungan Masyarakan (Public Relation), PPI Radio dan
PPMI TV. Karena harapan Masisir terhadap
PPMI juga banyak.” Tegas Pangeran.
Seakan menguatkan Pangeran, Thoriq Aziz, Pimpinan MPA Demisioner 2016/2017 juga menjelaskan
bahwa gemuk ramping tidak menjadi persoalan dalam sebuah kabinet. Yang terpenting menurutnya peran lembaga PPMI yang bisa selalu menjadi
rekan kerja dan pembuat keputusan yang baik. “Yang jelas PPMI ini harus masuk
kategori good solidarity policy dan good policy decision.” Ia juga menekankan
bahwa PPMI diharap selalu bijak dan arif dalam membuat keputusan, serta
berkarakter sopan dan rendah hati dan pandai penebar senyum ke segenap publik
yang ada.
Yusuf Ibrahim
juga menambah kan bahwa sebenarnya kinerja PPMI tidak terikat jumlah sedikit
dan banyak jumlah kabinet, namun disamping itu ada beberapa poin yang perlu
diperhatikan. Yang paling penting komunikasi vertikal dan horizontal entah itu
sesama dengan anggota atau pihak manapun dapat berjalan dengan baik. Juga
kedekatan emosional dengan para anggota-anggotanya.
Hal yang perlu
diperhatikan selain jumlah yang cukup besar tersebut, DPP PPMI kali ini juga
membuat sebuah terobosan yaitu memasukan sejumlah Masisirwati dalam jajaran
Dewan Pengurus. Terdapat beberapa polemik didalamnya namun Pangeran menegaskan
bahwa langkah yang diambil tidak melanggar undang-undang. “Saya
menganggap bahwa ini bukan masalah, karena tidak melanggar undang-undang dan
melabrak aturan apapun.” Jelas
Pangeran.
Ketika ditanya
bagaimana cara mengoptimalkan kinerja kabinet yang besar dengan program kerja
yang melimpah, Pangeran berujar bahwasanya dirinya akan menerapkan sistem
dikotomi dalam setiap departemen yang akan dibawahinya. Maksudnya, setiap
departemen akan fokus dalam mengisi dan mengerjakan setiap Proker yang telah
direncanakan sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan
tugas.
“bukan
bermaksud menghilangkan asas gotong royong, melainkan hanya ingin menghindari
setiap departemen kelelahan yang pada akhirnya malah akan terabaikan dan tidak
optimal pelaksanaannya”. Jelas mahasiswa
berdarah Minang ini.
Kabinet Progresif
juga menawarkan lima program unggulan yang dinilai akan meningkatkan kehidupan
Masisir dari berbagai sisi, baik akademis, sosial, dan olahraga satu tahun
kedepan. Berikut Kelima program tersebut beserta penjelasannya dari Pangeran
Arsyad Ihsanul Haq :
1.
Dauroh Ilmiyah: Kegiatan ini merupakan upaya untuk
mengoptimalkan potensi Masisir, maka kami akan banyak mengadakan kajian-kajian
intensif terkait isu-isu terhangat ataupun tentang hal yang sangat penting
lainnya untuk dikaji. Seperti kajian tentang Islamophobia, Syiah, Radikalisme
dll, yang hasilnya nanti akan kita publikasikan ke Indonesia sehingga mahasiswa
Mesir bisa punya peran di mata Indonesia bahkan dunia.
2.
Olimpiade Bahasa: Ini merupakan hal penting karena mahasiswa baru
tahun ini akan banyak, sehingga kami ingin agar mereka bisa fokus di akademik
dengan olimpiade bahasa yang akan menguji kemampuan dan ketangkasan mereka
dalam berbahasa Arab, seperti lomba Insya, Khitobah dll. Sehingga
mereka akan tahu bagian mana yang harus mereka perbaiki dan kuasai sehingga
akan timbul bibit-bibit yang berkualitas. Dengan ini akan membuat mereka
mendapatkan sesuatu yang harus mereka kejar, dan fokus dalam hal itu karena
mereka juga belum masuk penjurusan-penjurusan di kuliah, dan akan distimulasi
dengan hadiah-hadiah yang menarik sehingga jika sejak awal dibiasakan
berkompetisi positif maka kedepannya akan mucul generasi yang siap bersaing dan
kompetitif.
3.
Bi’tsah Islamiyah: Berupa program untuk memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa tingkat 2 atau 3 yang
kompetible berdakwah dan menyebarkan manjah wasathi azhary yang
dibutuhkan dunia saat ini ke Eropa atau Asia timur selama bulan Ramadhan, jadi
nanti kita akan mencari fasilitator yang akan menfasilitasi mereka selama
berdakwah disana. Sehingga kami berharap manhaj wasathi ini akan
tersebar dan tidak hanya kita saja yang menikmati tapi seluruh dunia.
4.
Liga Masisir: Perlombaan berbagai cabang olahraga yang akan
dihelat selama setahun dengan harapan akan meminimalisir keributan dan
persetaruan yang biasanya terjadi karena waktu pelaksanaannya yang panjang,
sehingga Masisir akan punya kesibukan, bagi yang suka kajian akan kita cover,
yang suka olahraga ada Liga Masisir dan seterusnya.
5.
Wonderful Indonesia:
Promosi Budaya Indonesia berupa kunjungan-kunjungan ke Universitas-universitas
di Mesir, kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan promosi seperti Flash Move
yang akan bekerjasama dengan Kekeluargaan yang nantinya akan diliput oleh Tim
PPMI TV dan akan diunggah ke YouTube dengan Caption bahasa Arab agar
bisa dinikmati orang-orang Mesir. (fathul.ibnu.kaizen)
![]() |
Doc: Kabinet berpose setelah Pelantikan |
0 Response to "Kabinet Progressif PPMI 2017/2018, Apa yang Beda?"
Post a Comment