Informatika Mesir, Kairo - Senin, (27/2) Kekeluargaan Mahasiswa Nusa Tenggara
dan Bali (KMNTB) mengadakan seminar dengan tema “Peranan Huruf Dhod Dalam Membangun Intelektualitas Pelajar
Indonesia”. Pemilihan tema yang menarik ditambah
narasumber yang kompeten menjadikan acara ini penuh sesat dipenuhi peserta.
Peserta tidak saja berasal dari Indonesia, namun juga berasal dari dari negara
lain, Thailand.
Tema ini langsung
dipilih oleh narasumber sendiri Dr.
Syarafuddin Al-Azhari yang telah menyelesaikan program doktoralnya di
Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Beliau juga merupakan pendiri lembaga pendidikan kawakib Fushaha wadah untuk
mempelajari ilmu-ilmu bahasa arab beserta cabang-cabang bahasa.
Acara ini diselenggarakan setelah shalat dzuhur dan dimoderatori oleh Khairun Nashirin. Dalam pembukaan ia menjelaskan tentang urgensitas bahasa dalam perannya sebagai jembatan ke
berbagai ilmu lain. “Acara ini dilaksanakan agar para mahasiswa bisa
menggali semangat kembali dalam mempelajari bahasa arab, serta menjaga
keotentikan atau kemurnian bahasa, bahasa arab juga sebagai wasilah mempelajari
ilmu-ilmu lainya seperti fiqih, aqidah dan ilmu-ilmu syariah lainnya, apalagi
sebagai mahasiswa yang belajar di tanah arab tentu harus memilki kemahiran yang
mumpuni dalam bahasa arab” ujarnya.
Acara berjalan dengan menarik, Dr. Syarafuddin Al-Azhari menjelaskan materi seminar dengan
uslub-uslub yang mudah di pahami para peserta wal-hasil mereka sangat antusias
mendengarkan. “Anda tidak
akan pernah menjadi orang yang alim atau faqih jika tidak memilki kemahiran
dalam bahasa arab, bisa dilihat dari perjalanan ulama-ulma terdahulu seperti imam Syafi’i
mendalami bahasa arab sebelum belajar ilmu syar’iyah lainnya , layaknya orang
yang mengikuti talaqqi di majlis-majlis ilmu hanya sedikit yang dipahami
dari penyampaian masyayikh, kenapa ini bisa terjadi ? karena dia belum bisa
merasakan indahnya bahasa arab tersebut beserta cabang-cabangnya, bahasa arab
sendiri terbagi menjadi dua belas cabang bukan hanya sekedar belajar nawhu saja
atau shorof saja di antara cabang-cabang bahasa arab itu ada yang wajib
didalami ilmunya, namun ada juga yang tidak terlau wajib didalami seperti ilmu arud
“ jelas beliau.
Penjelasan yang begitu luas lantas tidak membuat para
peserta suntuk dan kantuk. Sesekali beliau mengucapkan bahasa Indonesia yang sama
persis fasihnya orang
Indonesia. “dia orang
Indonesia, kamu Indonesia kok gak pakai bahasa arab?” membuat para peserta
terkagum-kagum dan tertawa, apalagi beliau dari ras negro yang notabenenya sulit untuk berucap bahasa.
Selain itu beliau
juga membuat bantahan bagi mereka yang mengatakan tidak terlalu perlu belajar
bahasa arab untuk mengetahui hukum-hukum syariah. Karena
sekarang dengan kemajuan
zaman banyak kitab-kitab turats yang telah diterjemah ke dalam bahasa
Indonesia. “Saya dapati di kamus Munawwir dan kamus Al-Ashri masih banyak terjemah yang salah, kadang-kadang kita pahami
isi buku dengan bahasa arab tapi susah diterjemah ke bahasa lain bahkan bisa
terjadi kesalahan jika diterjemah maksud dari buku tersebut, serta orang yang
hanya baca terjemah atau tidak belajar bahasa arab mereka tidak akan pernah
merasakan dzauq
atau nikmatnya bahasa arab, bahasa arab bisa bertahan hingga saat ini itu karna
keberkahan alqu’an.” Jelas beliau secara gamblang.
Dalam sesi tanya jawab seorang penanya, Salman Alfarisi meminta penjelasan
tentang peranan dhod dalam bahasa arab, “Huruf dhod merupakan salah satu huruf
hijaiyyah yang paling sulit diucapkan karna banyak mengandung sifat-sifat huruf
di dalamnya, bahkan para ulama banyak yang berbeda paham melafalkan huruf ini. Rasullullah
bersabda:
أنا أفصح من نطق بالضاد بيد أني من
قريش.
maksudnya adalah dzikrul juz’I
arada bihil kulli menyebutkan
sedikit tapi maksudnya keseluruhan, jadi kita belajar bahasa arab secara kaffah
mulai dari dasar hingga ke tahap selanjutnya yang lebih tinggi ada tadarruj
dari yang paling mudah hingga susah”, ujar beliau secara singkat.
Acara berakhir dengan mencicipi masakan khas Lombok dan shalat ashar
berjamaah, sebelum penutupan Abdullah Fatih selaku ketua kekeluargaan KMNTB
memberikan sedikit testimoni acara “ salah satu sebab diadakan seminar ini
adalah saat kita melihat Dr. Syarafuddin Al-Azhari, Dr. fauzi Al-Kunati,
Dr. Ahmad Al-Azhari wafidin jebolan Azhar ketiganya ini dipakai oleh Al-Azhar
beliau-beliau bisa kita jadikan motivasi. Terutama yang utama dipelajari
bahasa arab karena dia ilmu wasilah mempelajari ilmu lainnya, jangan sempat
kita beranggapan bahwa bahasa arab ini jadul bahasa inggris yang nge-tren.”
Tutup beliau secara ringkas.
(Mustafa)
No comments:
Post a Comment